Makhluk
Hidup Dan Lingkungannya
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Konsep
Dasar IPA Di SD
Dosen
Pengampu
Rusdiyana,
M.Pd
![]() |
Di
susun Oleh:
Kelompok
1 Kelas III D
Nama NIM
Noormahmudah 14 86206
906
Sherly Hartinah 14
86206 809
Ahmad Fathan.A 14 86206
I Dewa Gede Benjar.P 14
86206
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ACHMAD YANI
BANJARMASIN
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita
panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena hanya dengan limpahan rahmat-NYA, kami
dapat menyelesaikan makalah Konsep Dasar IPA di SD yang berjudul Makhluk Hidup
dan Lingkungannya.Dalam penyelesaian makalah ini banyak pihak yang ikut
memberikan bantuan baik material maupun spritual. Oleh karena itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih atas do’a dan kerja samanya sehingga makalah
ini dapat terselesaikan meskipun jauh dari kata sempurna.
Harapan kami, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri maupun mahasiswa yang lain.
Banjarbaru,
September 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar
i
Daftar
Isi
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.....................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................
1
C. Tujuan
Penulisan...................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Organisasi
Kehidupan..........................................................................
3
B.
Saling Ketergantungan Antara
Makhluk Hidup...................................
7
C.
Pencemaran dan Etika Lingkungan......................................................
8
D.
Hubungan Antara Makhluk Hidup.......................................................
11
E.
Penyesuaian Diri Makhluk Hidup terhadap Lingkungannya..............
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan...........................................................................................
15
B.
Saran .................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
16
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup adalah makhluk yang memiliki ciri-ciri
kehidupan seperti bernapas, bergerak, dan berkembang biak. Seperti yang
diketahui bahwa tidak ada makhluk hidup yang dapat hidup sendiri di alam
kehidupan ini, tetapi selalu terjadi saling ketergantungan di antara makhluk
hidup tersebut.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang
mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral,
serta flora fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Makhluk hidup dan lingkungan sangat erat kaitannya.
Semua makhluk menjalani hidup dan semua kegiatannya akan berkaitan dengan lingkungan.
Makhluk hidup bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Makhluk hidup
makan, minum, dan melakukan kegiatannya semuanya memerlukan lingkungan
.
B.
Rumusan
masalah
Adapun
rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Apa itu organisasi kehidupan ?
2.
Bagaimana saling ketergantungan
antara makhluk hidup ?
3.
Apa saja pencemaran dan etika
lingkungan ?
4.
Bagaimana hubungan antara makhluk
hidup ?
5.
Bagaimana Penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya?
C.
Tujuan
Penulisan
Dari rumusan
masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk memahami apa yang disebut
organisasi kehidupan
2.
Untuk memahami saling ketergantungan
antara makhluk hidup
3.
Untuk mengetahui apa saja pencemaran
dan etika lingkungan
4.
Untuk mengetahui dan memahami
hubungan antara akhluk hidup
5.
Untuk mengetahui penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Organisasi Kehidupan
Tidak ada makhluk hidup yang bisa
memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk manusia. Misalnya, agar dapat
bertahan hidup manusia perlu makan. Makanan manusia berasal dari tumbuhan dan
hewan. Sementara itu hewan peliharaan dan tumbuhan tidak dapat hidup dengan
baik tanpa bantuan manusia. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya
dapat digambarkan sebagai berikut : Individu – populasi – komunitas – ekosistem
– biosfer
1. Individu
Individu adalah setiap anggota populasi. Dalam
kehidupan sehari-hari, akan ditemukan berbagai mahluk hidup. Terkadang juga akan
sulit dalam untuk menentukan individu dalam kelompok organism, misalnya
memisahkan individu rumput dari lapangan rumput atau individu bamboo dari
serumpun bamboo. Namun harus diingat bahwa individu selalu bersifat tunggal.
Contoh
: seorang manusia, seekor tikus, seekor
harimau, seekor burung dan lain-lain.
2. Populasi
Populasi adalah kumpulan makhluk hidup sejenis yang
tinggal di suatu tempat. Yang dimaksud sejenis yaitu mempunyai persamaan sifat
morfologi dan fisiologi dan dapat mengadakan perkawinan secara alamiah
menghasilkan keturunan.Contoh : pupulasi
manusia, populasi tikus, pupulasi harimau, populasi gajah.
3. Komunitas
Komunitas adalah kehidupan bersama antara makhluk
hidup yang terdiri dari beberapa populasi yang hidup bersama di suatu tempat. Suatu
komunitas terikat sebagai suatu unit oleh saling ketergantungan
anggota-anggotanya. Para ahli ekologi
menyebut kelompok organism tertentu dalam suatu habitat juga sebagai komunitas,
misalnya komunitas burung di Pulau Burung, komunitas tumbuhan di Tangkuban
Perahu.Komunitas tersusun dari dua atau lebih populasi.Komunitas dibedakan
menjadi 2 macam yaitu :
a. Komunitas
akuatik yaitu kelompok makhluk hidup yang hidup di perairan, seperti parit,
kolam, sungai, danau, dan laut. Contoh komunitas laut yang terdiri dari
populasi ikan hiu, populasi ikan pari, pupulasi gurita, populasi ubur-ubur,
populasi udang, populasi kepiting, populasi cumi-cumi, populasi rumput laut,
populasi kerang, dst.
b. Komunitas terestrial (komunitas darat) yaitu
kelompok makhluk hidup yang hidup di daratan seperti di hutan, gunung, padang
rumput, padang pasir, dan padang es.Contoh komunitas hutan yang terdiri dari
populasi pohon pinus, populasi alang-alang, populasi pohon cemara, populasi
harimau, populasi rusa, populasi gajah, dst.
4. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem ditempati oleh banyak jenis makhluk hidup yang disebut
komponen biotik, contohnya yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan. Ekosistem juga ditempati oleh benda mati yang
disebut komponen abiotik, contohnya yaitu suhu, kelembaban, sinar matahari, dan
mineral.Ekosistem dibedakan menjadi 2 yaitu :
a.
Ekosistem alam yaitu ekosistem yang
terbentuk dengan sendirinya (secara alami).
Contoh : danau, sungai, padang
rumput, padang pasir, dan hutan.
b.
Ekosistem buatan yaitu ekosistem
yang sengaja dibuat. Contoh : sawah, ladang, kolam, dan akuarium.
Ekosistem juga merupakan suatu sistem, terdiri atas
komponen hayati atau makhluk hidup dan nonhayati seperti tanah, air, udara,
bangunan dan lain-lainnya. Singkatnya ekosistem merupakan kumpulan organisme
yang membentuk komunitas bersama lingkungan fisiknya.
Lingkungan dan mahluk hidup tidak dapat dipisahkan antara satu dengan
yang lain, keduanya saling mempengaruhi. Setiap kelomok mahluk hidup menetap
ditempat tertentu (habitat). Lingkungan mahluk hidup dapat dibedakan menjadi;
lingkungan biotik dan abiotik.
a.
Lingkungan Biotik
Biotik adalah mahluk hidup. Lingkungan biotik suatu mahluk hidup adalah
seluruh mahluk hidup, baik dari spesiesnya sendiri maupun dari spesies yang
berbeda yang hidup ditempat yang sama. Komponen biotik terdiri dari berbagai
jenis mikroorganisme, jamur, ganggang, lumut, paku, tumbuhan berbiji,
invertebrata, avertebrata dan manusia.
Biotik yang terdiri dari :
- Produsen : mahkluk hidup autotrof atau tumbuhan
hijau yang mampu menghasilkan bahan makanan berupa bahan organik dari bahan
anorganik, dengan bantuan sinar matahari.
- Konsumen : organisme heterotfik ; misalnya hewan dan
manusia yang makan organisme lain.
- Pengurai : organisme heterotrofik yang menguraikan
organisme mati dan hasilnya untuk
produsen
b.
Lingkungan Abiotik
Abiotik adalah bukan mahluk hidup atau komponen tak hidup. Komponen
abiotik merupakan komponen fisik dan kimia yang membentuk lingkungan abiotik.
Contoh komponen abiotik antara lain suhu, cahaya, air, kelembaban, udara,
garam, mineral dan tanah.
-
Suhu,
suhu sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup berkitan dengan reaksi kimia
yang terjadi dalam tubuh mahluk hidup.
-
Cahaya,
penyinaran matehari berperan dalam kehidupan organisme. Misalnya tumbuhan
memerlukan cahaya natahari dengan panjang gelombang tertenu guna membantu proses
fotosintesis.
-
Air,dalam
kehidupan air sangat diperlukan oleh mahluk hidup, karena sebagian besar
tubuhnya mengandung air.
-
Kelembaban, diperlukan oleh mahlukhidpu agar tubuhnya tidak cepat keringkarena
penguapan.
-
Udara,
Nitrogen diperlukan mahlu khidup utnuk membentuk protein. Oksigen digunakan
mahluk hidup untuk bernafas. Karbondioksida diperlukan tumbuhan untuk
fotosintesis.
-
Garam-garam mineral. Tumbuhan mengambil garam-garam mineral dan air dari tanah untuk
proses fotosintesis.
-
Tanah.
Tanah yang subur sangat diperlukan oleh organisme untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada tanah yang subur.
v
Berdasar fungsinya suatu ekosistem
terdiri atas :
1).Makhluk
hidup autotrof yaitu mahkluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri
2). Mahkluk hidup heterotrof yaitu mahkluk hidup
yang tidak dapat membuat makanan sendiri, untuk hidupnya harus memakan mahkluk
lain.
Secara garis besar ekosistem dapat
dibedakan atas ekosistem daratan dan ekosistem perairan. Ekosistem daratan
dapat berupa pekarangan, ladang, sawah,padang, dan gurun. Ekosistem
perairan dapat berupa air tawar yang menggenang, air tawar yang mengalir,
payau dan lautan. Di antara kedua ekosistem tersebut ada ekosistem transisi
yang disebut lingkungan air payau yaitu pertemuan antar perairan air tawar
dengan air laut.
5. Bioma
Bioma adalah ekosistem besar yang meliputi suatu daerah yang luas dan
memiliki flora dan fauna yang khas. Bioma merupakan ekosistem-ekosistem yang
terbentuk karena perbedaan letak geografis dan astronomis. Sebuah bioma pada
dasarnya terdiri atas produsen, konsumen, dan pengurai (dekomposer) yang di
dalamnya terjadi aliran materi dan energi yang selalu dimulai dari tumbuhan.
Ciri khas dari sebuah bioma adalah vegetasi tertentu yang dominan pada suatu
wilayah yang dipengaruhi oleh kondisi iklim regionalnya.
Tempat mahkluk hidup biasanya tinggal atau tumbuh
secara alamiah yang berukuran luas disebut bioma. Bioma memiliki
berbagai jenis di dunia, antara lain :
a.
Hutan hujan tropis -> terdapat
di Indonesia, Asia Tenggara, Australia
b.
Hutan musim tropis -> terdapat di
Asia Tenggara dan India
c.
Hutan iklim sedang -> terdapat di pantai
Pasifik (California – Washington)
d.
Taiga -> terdapat di Amerika
utara, Eropa, peg. di Asia
e.
Savana -> terdapat di NTT, Irian Jaya,
Australia
f.
Gurun -> terdapat di Afrika,
Arab, Australia, Amerika serikat
6. Biosfer
Kesatuan berbagai ekosistem, yang meliputi semua
organism dan lingkungan yang berinteraksi untuk berlangsungnya kehidupan
disebut biosfer. Dapat disimpulkan biosfer adalah permukaan bumi dimana semua
mahluk hidup dapat melangsungkan semua kehidupannya.Contoh : bumi tempat tinggal kita.
B. Saling Ketergantungan antara Makhluk
Hidup
Kehidupan makhluk hidup sangat bergantung kepada
komponen makhluk tidak hidup atau factor fisik, misalnya dalam memperoleh
makanan. Makhluk hidup memperoleh makanan dari alam dan penyebarannya pun
dikendalikan oleh toleransinya terhadap kondisi lingkungan. Aktifitas makhluk
hidup atau komponen biotik juga mempengaruhi lingkungan fisik atau komponen
abiotic.
Contoh dimana aktivitas makhluk hidup mempengaruhi
lingkungan fisik yaitu sebagai berikut :
a. Oksigen yang berada diudara adalah hasil
fotosintesis tumbuh – tumbuhan. Dan menghasilkan oksigen ke air dan udara.
b.Akibat asam yang dikeluarkan oleh jamur dapat
melarutkan mineral yang ada dalam tanah,sahingga mempercepat hancurnya batu –
batuan. Terbentuknya tanah dari batuan antara lain seperti akibat hewan
penggali tanah, sepwrti cacing, kepiting,serangga – serangga tanah dan lain –
lain. Jadi tumbuhan – tumbuhan memegang peranan penting dalam pembentukan sifat
– sifat tanah.
c.Secara tidak langsung daerah yang terkena gempa dan
angina rebut, susunan dan sifat-sifat tanahnya akan berubah sebagai akibat
banyaknya pembentukan tumbuh-tumbuhan yang tumbang dan pembusukan
bangkai-bangkai hewan yang mati.
Dalam
ekosistem terdapat 3 piramida ekologi, yaitu :
a).Piramida jumlah yang artinya
melukiskan jumlah individu yang membentuknya. Dasar dari piramida jumlah ini
adalah semua organisme autotrof yang dapat membuat makanannya sendiri dengan
jalan fotosintesis. Dalam piramida ini harus lebih banyak invidunya dari
tingkat diatas-atasnya.
b).Piramida biomasa dapat
memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan tingkat-tingkat pada
jaring-jaring makanan yang ada. Sebab apabila jumlah berat kering organisme
dari tiap tingkat trofik dilukiskan, maka akan diperoleh bentuk piramida yang
sesungguhnya. Jadi piramida biomasa digambarkan dalam satuan berat kering
persatuan luas atau dihitung dalam kilogram atau gram/m2.
c).Piramida energi memberikan
gambaran yang terbaik tentang sifat fungsional dari komunitas, karena jumlah
dan berat organisme dapat ditunjang pada setiap tingkat tergantung pada setiap
energy yang dihasilkan dan digunakan. Piramida energi dihitung dalam kalori per
satuan luas per tahun atau kal/m2/tahun. Pada piramida energi akan
diketahui bahwa beberapa organisme produsen mungkin jumlah biomas yang
dimilikinya lebih sedikit, tetapi jumlah energi yang dihasilkan dan diberikan
kepada konsumen itu lebih tinggi dari produsennya.
C.Pencemaran Lingkungan Dan Etika Lingkungan
1. Pencemaran
Lingkungan
Penyebab utama kerusakan lingkungan ini adalah jumlah
pertumbuhan penduduk di dunia dan bekembangnya teknologi. Dengan berkembangnya
jumlah penduduk, mendorong berkembangnya kebutuhan-kebutuhan penduduk, seperti
sandang, pangan, papan, serta berbagai perlengkapan untuk hidup.
Beberapa Negara telah melakukan berbagar cara untuk
mengatur pertumbuhan penduduk, namun pada kenyataannya hal ini dinilai kurang
mencapai target. Contohnya saja di beberaapa daerah di Indonesia. Di Jawa saja
jumlah penduduk sudah melampaui daya dukung lingkungan. Hal ini menyebabkan
terjadinya kerusakan lingkungan. Selain itu, perkembangan teknologi yang
menghasilkan alat-alat dan bahan yang juga mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Contohnya pabrik-pabrik, kapal, kereta api, pesawat, dan sebagainya.
Untuk meningkatkan kulitas hidupnya manusia berusaha
memanfaatkan kekayaan alam yang berada di lingkungannya. Kekayaan alam tersebut
berupa komponen biotic maupun abiotik yang kita kenal sebagai sumber daya alam.
Melalui akal pikiran manusia menciptakan peralatan berupa mesin dan alat-alat
bantu teknologi tinggi untuk dapat menghasilkan produk yang berlimpah dalam
waktu yang singkat. Namun dalam kenyataannya, kualitas yang hendak dicapai
masih sulit dijangkau. Hal ini disebabkan karena adanya dampak negative dari
industry dan teknologi terhadap lingkungan dapat mengurangi daya dukung alam
yang berarti akan mengurangi kemampuan alam untuk mendukung kelangsungan hidup
manusia itu sendiri.
Pengertian pencemaran sendiri adalah masuknya bahan
atau energy ke dalam lingkungan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak
diharapkan baik yang bersifat fisik, kimiawi, maupun biologis sehingga
mengganggu kesehatan, eksistensi manusia, dan aktifitas manusia serta organisme
lainnya.
Berdasarkan mediumnya, pencemaran
dikelompokkan menjadi :
a. Kerusakan lingkungan
Kerusakan lingkungan dapat kita jumpai dipedesaan
maupun perkotaan. Perubahan lokasi strategis yang seharusnya dijadikan lahan
hijau menjadi bangunan-bangunan sangat disayangkan. Semakin bertambahnya jumlah
bangunan maka kerusakan lingkungan semakin besar. Di kota-kota besar sudah
jarang kita temui lahan hijau, yang selalu kita temui adalah bangunan-bangunan
yang menjulang tinggi. Namun jika kita pergi ke kota-kota kecil seperti
kerrawang, magelang, dan sejumlah daerah lain, kita masih dapat menjumpai
hamparan lahan hijau sebagai pemandangan mata.
Menurut UNEP (United Nation Environment Program) tahun
1981 kerusakan hutan di dunia setiap tahun sekitar 11,1 juta hektar hutan
tropis dan hutan savana. Menurut Kartawinata (1975), pengrusakan hutan
alam di Indonesia telah mencapai proporsi yang besar dan akan menimbulkan
pengaruh ekologis yang merugikan. Namun saat ini perhatian pemerintah terhadap
hutan cukup menggembirakan.
Di pesisir pantai juga banyak kita temui hutan bakau
yang mulai rusak. Tahukah anda apa akibatnya jika hutan bakau rusak? Jika hutan
bakau rusak maka hal ini akan mempengaruhi jumlah produksi perikanan, khususnya
udang, kerang, tiram, kepiting, juga ikan yang biasa hidup di pesisir pantai.
Selain itu rusaknya hutan bakau juga akan mengakibatkan:
1). Terkikisnya pantai oleh gempuran ombak,
2). Hancurnya ekosistem terunbu karang,
3). Kurangnya kesuburan perairan disekitar hutan
bakau,
4). Burung-burung darat yang biasa menggunakan
hutan bakau sebagai habitatnya akan kehilangan tempat,
5). Meningkatnya
penyakit malaria di bekas hutan bakau.
Pencemaran lingkungan di bagi menjadi 3
bagian:
1).
Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah terjadi karena tidak dapat
berfungsinya tanah tersebut dengan baik sebagai daratan. Pengalihan
tanah menjadi kawasan pabrik, pertokoan dan lainnya, selain itu bahan-bahan
kimia yang ada juga menyebabkan pencemaran tanah ini. Misalnya, jika kita menggunakan
bahan kimia untuk memberantas hama, maka sisa-sisa bahan kimia itu akan
membekas di tanah. Hal ini yang menyebabkan tanaman sukar tumbuh. Selain itu
plastic, botol bekas, kaleng bekas, yang dibuang dari pertokoan jg menyebabkan
pencemaran tanah. Untuk mengatasi hal ini diperlukan penanganan khusus.
2). Pencemaran Air
Air
merukapan kebutuhan manusia yang sangat penting. Air mengandung banyak
karbohidrat, protein, lemak, dan senyawa-senyawa lain, yang merupakan bahan
makanan bagi organisme air.
Pencemaran
air adalah peristiwa masuknya zat, energi,
unsur, atau komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air
terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan
warna. Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak
sengaja telah menambahjumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air.
Misalnya, pembuangan detergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap
organisme yang ada di perairan. Pemupukan tanah persawahan atau ladang dengan
pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan akan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan
air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau blooming. Beberapa
jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh subur dan
menutupi permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai
dasar perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak dapat
berfotosintesis sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi
berkurang.
v Ditinjau
dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan
antara lain :
a). Limbah
Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung
polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota
sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia, orang
yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih
insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta
bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan
sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obat ke sungai. Sedangkan pupuk
organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi).
b). Limbah
Rumah Tangga
Limbah rumah tangga yang cair
merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai
berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air
buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai.
Adapula bahan-bahan anorganik
seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah
bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan organik yang
larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar
oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran
bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan
bergerombol.
Di kota-kota, air got berwarna
kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Di dalam air got yang demikian
tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah
industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60%
dari seluruh limbah yang ada.
c). Limbah Industri
Adanya
sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan
tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk),
polutan anorganik (berbuih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang
mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas).
Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah
industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Di laut,
sering terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal lain.
Minyak yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan
kilometer. Ikan, terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang
mati karenanya. Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar
tidak tersebar, kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat
menguraikan minyak.
d). Penangkapan Ikan Menggunakan racun
Beberapa
penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan atau potas
(racun)untuk menangkap ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air. Racun
tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih
kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk
hidup yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut
mengakibatkan pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya
perairan.
v Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air antara lain :
1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
2.
Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi, dan Pendangkalan
dasar perairan).
3.Punahnya
biota air, misalnya ikan, yuyu, udang, dan serangga air.
4. Munculnya banjir akibat got tersumbat sampah.
5. Menjalarnya wabah muntaber.
3). Pencemaran
Udara
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan
atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan
(komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di
dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup
lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia. Bila keadaan seperti itu terjadi
maka udara dikatakan telah tercemar
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999
mengenai Pengendalian Pencemaran udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara
adalah masuknya atau dimaksuknya zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam
udara ambient oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara ambient turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambient tidak memenuhi fungsinya.
§
Bahan-bahan
pencemaran udara dapat berupa:
1)
Gas, seperti CO2, CO, SO2, NO, NO2, dan O3
2) Titik-titik cairan,
yaitu awan yang tinggi sekali atau kabut yang dekat dengan permukaan tanah,
yang terdiri dari uap air yang mengembun menjadi titik-titik air, apabila
titik-titik air ini bersentuhan dengan partikel padat yang menyerap SO2
akan membentuk Sulfat. Asam Sulfat ini yang membahayakan kesehatan. Awan atau
kabut yang dekat permukaan tanah akan menghalangi dan menyebabkan sesak nafas.
3) Butiran padat
(partikel padat), meliputi jelaga dalam asap, debu-debu logam, ter, serbuk
bunga, spora jamur yang berterbangan, belerang, timah, dan sebagainya.
4)
Pamanasan bumi dan efek rumah kaca,
2. Etika lingkungan
Etika
verasal dari kata Yunani yaitu “ ethos “ yang berarti adat istiadat atau
kebiasaan. Etika dimengerti sebagai refleksi kritis tentang bagaimana manusia
hidup dan bertindak dalam situasi konkrit dan tertentu.
a). Model
Teori Etika Lingkungan
secara
teoritis terdapat 3 model teori etika lingkungan, yaitu :
- Antroposentrisme,
teori yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.
-
Biosentrisme, teori ini menganggap serius setiap kehidupan makhluk hidup di
alam semesta.
-
Ekosentrisme, teori kelanjutan dari Biosentrisme.
Manusia
hanya bisa hidup dan berkembang sebagai manusia utuh tidak hanya dalam
komunitas sosial,tetapi juga dalam komunitas ekologis, yaitu makhluk yang
kehidupannya tergantung dan terkait erat dengan semua kehidupan lain di alam
semesta. Manusia dipahami sebagai makhluk biologis dan ekologis. Etika ini
memandang bahwa manusia tidak hanya sebagai makhluk sosial.
b). Sebab – Sebab Terjadinya Krisis Lingkungan
Ada beberapa factor yang menyebabkan terjadinya krisis
lingkungan, diantaranya:
- Perkembangan
teknologi. penggunaan teknologi yang makin pesat membutuhkan sumber daya alam
yang cukup banyak, sehingga di eskploitasi habis-habisan.
- Ledakan
penduduk pesat. Hal ini menyebabkan kebutuhan SDA yang besar, sehingga SDA
dikuras terus menerus.
- Perkembangan
ekonomi. Kemajuan ekonomi menyebabkan gaya hidup pamer dan konsumsi berlebihan
dari sewajarnya. Hingga memboroskan SDA.
- Pembangunan.
Pembangunan yang tidak berlanjut karena tidan berwawasan lingkungan,
menyebabkan habisnya SDA yang tidak dapat diperbaharui.
- Energy.
Perkembangan transportasi dan kebutuhan teaga listrik yang meningkat,
menyebabkan pencemaran.
- Urbanisasi.
Akibat fasilitas hidup lebih baik dan mudahnya memperoleh pekerjaan di kota
besar menyebabkan terjadinya urbanisasi. Hal ini menyebabkan kurangnya perumahan,
banyaknya pengangguran, banyaknya limbah pemukiman sehingga menimbulkan
pemukiman kumuh.
D.
Hubungan antara Makhluk Hidup
1.Hubungan Khas Antar makhluk Hidup
Kehidupan
semua makhluk hidup dapat berlangsung karena adanya
dukungan dari lingkungan sekitarnya. Hubungan tersebut saling
mempengaruhi satu sama lain. Hubungan khas antar makhluk hidup seperti ini disebut simbiosis.
dukungan dari lingkungan sekitarnya. Hubungan tersebut saling
mempengaruhi satu sama lain. Hubungan khas antar makhluk hidup seperti ini disebut simbiosis.
a.
Hubungan Antar makhluk Hidup
Dalam suatu lingkungan ada berbagai
macam hubungan
antarmakhluk hidup. Ada hubungan yang saling menguntungkan dan
ada pula hubungan yang tidak saling menguntungkan. Untuk lebih
memahaminya, perhatikan uraian berikut ini.
antarmakhluk hidup. Ada hubungan yang saling menguntungkan dan
ada pula hubungan yang tidak saling menguntungkan. Untuk lebih
memahaminya, perhatikan uraian berikut ini.
1).Simbiosis Mutualisme
![]() |
Kamu tentu pernah melihat seekor lebah yang sedang hinggap
di atas bunga untuk menghisap madu. Pada waktu lebah hinggap di
bunga kaki-kaki lebah menyentuh serbuk sari bunga sehingga kaki
yang ditempeli serbuk sari tersebut akan menempel pada putik
apabila lebah bergerak di sekitar bunga. Serbuk sari kemudian
bertemu dengan putik maka terjadilah penyerbukan.
Setelah terjadi proses penyerbukan maka terjadilah proses
pembuahan. Kerjasama yang terjadi antara bunga dan lebah ini
disebut simbiosis mutualisme. Contoh lainnya adalah burung jalak
yang memakan kutu di punggung kerbau.
antara bunga dan lebah
2). Simbiosis
Parasitisme
Ada kalanya
hubungan antarmakhluk yang satu diuntungkan dan
yang lainnya dirugikan. Pernahkah kalian melihat tanaman tali putri
melilit pada tanaman pagar? Bagaimanakah keadaan induk tanaman
tersebut? Apakah mereka dapat tumbuh subur? Dapatkah kamu
menjelaskannya? Hubungan antar makhluk hidup yang salah satunya dirugikan disebut simbiosis parasitisme. Contoh lainnya dapat kamu temukan pada pohon mangga yang ditempeli benalu.
Benalu termasuk tumbuhan parasit, benalu hidup pada tumbuhan
atau makhluk hidup lain sehingga merugikan makhluk hidup yang
ditumpanginya. Tumbuhan yang ditumpangi benalu disebut tumbuhan inang.
yang lainnya dirugikan. Pernahkah kalian melihat tanaman tali putri
melilit pada tanaman pagar? Bagaimanakah keadaan induk tanaman
tersebut? Apakah mereka dapat tumbuh subur? Dapatkah kamu
menjelaskannya? Hubungan antar makhluk hidup yang salah satunya dirugikan disebut simbiosis parasitisme. Contoh lainnya dapat kamu temukan pada pohon mangga yang ditempeli benalu.
Benalu termasuk tumbuhan parasit, benalu hidup pada tumbuhan
atau makhluk hidup lain sehingga merugikan makhluk hidup yang
ditumpanginya. Tumbuhan yang ditumpangi benalu disebut tumbuhan inang.
Hubungan
bunga reflesia dan tumbuhan inangnya juga hanya menguntungkan bunga reflesia,
sedangkan tumbuhan inangnya dirugikan. Bunga reflesia mengisap makanan yang
dibua tumbuhan inangnya. Akibatnya bunga reflesia tumbuh subur, sedangkan
tumbuhan inang lama-kelamaan akan mati.

Bunga Raflesia dan tumbuhan inang
3).
Simbiosis Komensalisme
Hubungan antarmakhluk hidup dimana
yang satu diuntungkan
sedang yang lainnya tidak diuntungkan atau dirugikan disebut
simbiosis komensalisme. Misalnya ikan hiu dengan ikan remora. Pada
saat ikan hiu memperoleh makanan sisa-sisa makanan tersebut
dimakan oleh ikan remora. Ikan remora mendapatkan keuntungan
dari ikan hiu. Sedangkan ikan hiu tidak dirugikan dengan keberadaan
ikan remora.
sedang yang lainnya tidak diuntungkan atau dirugikan disebut
simbiosis komensalisme. Misalnya ikan hiu dengan ikan remora. Pada
saat ikan hiu memperoleh makanan sisa-sisa makanan tersebut
dimakan oleh ikan remora. Ikan remora mendapatkan keuntungan
dari ikan hiu. Sedangkan ikan hiu tidak dirugikan dengan keberadaan
ikan remora.
Hubungan antara anemon laut dan ikan
badut terjadi di laut. Anemon laut adalah hewan laut yang tampak seperti
tumbuhan bercabang banyak. Ikan badut memanfaatkan tubuh anemon lautsebagai
tempat persembunyiannya. Ikan badut dapat segera bersembunyi diantara tubuh
anemon laut ssat menghindari musuhnya. Ikan badut beruntung karena selamat dari
kejaran mesuh, sedangkan anemon laut tidak diuntungkan ataupun dirugikan.

Salah satu contoh simbiosis komensalisme
2. Hubungan
Antara Makhluk Hidup dengan Lingkungannya
Suatu jenis
burung yang buas memangsa ulat di pohon secara tidak
langsung membantu tumbuhan yang daunnya menjadi makanan ulat.
Apabila burung pemangsa jumlahnya berkurang maka jumlah ulat
semakin banyak dan tumbuhan yang menjadi makan ulat menjadi
berkurang. Dengan demikian, secara tidak langsung antara burung
dengan tumbuhan terdapat bentuk saling ketergantungan. Kotoran cacing tanah akan menjadi humus yang diperlukan bagi tumbuhan. Sementara, daun-daun tumbuhan yang berjatuhan dan membusuk menjadi bahan makanan cacing tanah. Contoh di atas menunjukkan hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya.
langsung membantu tumbuhan yang daunnya menjadi makanan ulat.
Apabila burung pemangsa jumlahnya berkurang maka jumlah ulat
semakin banyak dan tumbuhan yang menjadi makan ulat menjadi
berkurang. Dengan demikian, secara tidak langsung antara burung
dengan tumbuhan terdapat bentuk saling ketergantungan. Kotoran cacing tanah akan menjadi humus yang diperlukan bagi tumbuhan. Sementara, daun-daun tumbuhan yang berjatuhan dan membusuk menjadi bahan makanan cacing tanah. Contoh di atas menunjukkan hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya.
Hubungan ini
disebut ekosistem. Tikus yang ada di sawah memakan padi. Semakin banyak
jumlah tikus semakin banyak pula padi yang dimakan oleh tikus.
Namun demikian, terdapat hewan yang terbiasa memakan tikus misalnya
ular sawah. Ular sawah dapat mengurangi hama tikus.Cacing tanah dapat
membantu kesuburan tanah dengan membentuk rongga
3. Rantai
Makanan
Hubungan
saling ketergantungan antar makhluk hidup dapat berupahubungan makan dan
dimakan. Hubungan ini akan membentuk rantai makanan
Produsen
adalah penghasil bahan makanan untuk hewan pemakan tumbuhan atau herbivora.
Dalam rantai makanan tumbuhan berperan
sebagai produsen.
Tumbuhan mampu membuat makanan sendiri.
Konsumen I
Konsumen I adalah pemakan tumbuhan
(herbivora).
Konsumen I disebut konsumen primer.
Contoh :
belalang, ulat, sapi, kerbau, kambing, dll.
Konsumen II
Konsumen II adalah pemakan hewan lain
(karnivora)
Konsumen II disebut konsumen sekunder.
Contoh :
singa, harimau, dll.
Konsumen III
Konsumen III adalah pemakan konsumen II
(karnivora)
Konsumen III disebut konsumen tersier.
Contoh :
burung elang, manusia

contoh salah
satu rantai makanan
4. Jaring-Jaring
Makanan
Rumput sebagai
produsen tidak hanya dimakan oleh belalang saja, tetapi juga dimakan oleh
burung dan hewan lainnya. Ular tidak hanya memakan katak saja tetapi juga
memakan tikus, ayam, dan hewan lainnya. Sekumpulan rantai makanan ini
saling berhubungan satu dan yang lainnya membentuk jaring-jaring makanan.
Contoh jaring-jaring makanan dapat dilihat pada gambar berikut ini

salah satu
contoh jaring-jaring makanan
Pada
jaring-jaring makanan tersebut terdapat beberapa rantai makanan. di antaranya
adalah sebagai berikut.
1. padi →
tikus → elang → pengurai
2. padi → tikus
→ musang → elang → pengurai
3. padi →
burung → musang → elang → pengurai
4. padi →
burung → elang → pengurai
E.
Penyesuaian Diri Makhluk Hidup
terhadap Lingkungannya
Perhatikan burung elang pada gambar
diatas! Bentuk cakar dan paruh burung elang sesuai dengan jenis makanannya yang
berupa daging. Itulah salah satu bentuk penyeuaian burung elang terhadap
lingkungannya. Bagaimana bentuk penyesuaian hewan lain dengan lingkungannya?
Apakah tumbuhan juga menyesuaikan diri dengan lingkungannya?
Burung elang memilki paruh yang kuat
dan cakar yang tajam. Paruh ini berguna untuk menyobek makananya. Makanan elang
berupa daging. Kaki dan cakar yang kuat untuk mencengkeram mangsanya. Nah,
itulah satu contoh alat tubuh hewan yang berguna untuk mencari makanan.
Bagaimana cara hewan yang lain?
1. Cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya
- penyesuaian hewan untuk memperoleh makanan
Hewan membutuhkan makanan agar tetap
hidup. Setiap jenis hewan memiliki cara tersendiri dalam memperoleh makanan.
Makhluk hidup menggunakan alat-alat tubuhnya untuk memperoleh makanan.
1). Burung
Setiap jenis burung makanannya
berbeda-beda. Ada yang berupa cairan madu (nektar), biji-bijian, atau daging.
Oleh karena itu, bentuk paruh setiap jenis burung juga berbeda-beda.
a). Burung pipit mempunyai paruh
pendek dan kuat. Bentuk paruh ini sesuai untuk memakan jenis biji-bijian. Paruh
ini berfungsi menhancurkan biji tersebut.
b). Burung elang mempunyai paruh
kuat, tajam, dan melengkung bagian ujungnya. Paruh seperti ini sesuai untuk
mengoyak daging mengsanya atau mencabik-cabik daging mangsanya
c). Bebek mempunyai paruh yang
berbentuk seperti sadu. Bentuk paruh seperti ini sesuai untuk mencari makanan
ditempat becek, berlumpur atau berair
d). Burung pelatuk mempunyai paruh
yang panjang, kuat, dan runcing. Bentuk paruh seperti ini sesuai untuk mencari
serangga yang bersembunyi dikulit pohon, dalam lubang pohon, atau pada batang
pohon yang lapuk.
e). Burung kolibri mempunyai paruh
bentuk panjang dan runcing. Bentuk paruh seperti ini memudahkan burung kolibri
menghisap nektar
f).Burung
pelikan mempunyai paruh berkantong. Paruh demikian memudahkannya untuk
menangkap ikan dalam air.
Selain
bentuk paruh, kaki pada berbagai burung juga mempunyai bentuk bermacam-macam.
Berbagai bentuk kaki burung merupakan salah satu bentuk penyesuaian terhadap
cara memperoleh makanan.
1. Kaki
burung kakaktua untuk memanjat. Selain itu, juga untuk memegang makanan
2. Kaki
ayam untuk mengais tanah saat mencari makanan
3. Burung
elang mempunyai kaki kuat dengan kuku tajam. Kaki ini untuk mencengkeram mangsanya.
4. Burung
pipit mempunyai kaki langsing untuk bertengger
5. Kaki
itik dan pelikan berselaput sehingga cocok untuk berenang di air
6. Burung
pelatuk pandai memanjat karena bentuk kakinya sesuai untuk memanjat
Dari
penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa ada kesesuaian antara bentuk paruh
burung dan bentuk kaki burung terhadap jenis makanannya.
perhatikan gambar dibawah ini !
perhatikan gambar dibawah ini !
2). Serangga
Serangga mempunyai cara khusus untuk
memperoleh makanan. Misalnya, mulut kupu-kupu mempunyai alat pengisap. Oleh
karena itu, mulutnya dinamakan mulut penghisap. Kupu-kupu menggunakan mulut ini
untuk menghisap sari madu (nektar) pada bunga. Bentuk alat penghisap ini
menyerupai belalai yang dapat digulung dan dijulurkan.
Nyamuk mempunyai bentuk mulut
penusuk dan penghisap. Mulut ini dapat menghisap makanan berupa darah manusia
atau hewan. Mulut nyamuk berbentuk tabung panjang dan tajam (runcing). Bentuk
mulut seperti ini untuk menusuk kulit manusia atau hewan.
Jangkrik mempunyai mulut penggigit
dan pengunyah. Mulut ini mempunyai gigi-gigi keciil untuk mengunyah makanan
berupa daun.
Lalat rumah mempunyai alat penyerap pada mulutnya. Alat penyerap ini mirip spons (gabus). Alat ini untuk menyerap makanan terutama yang berbentuk cairan.
Lalat rumah mempunyai alat penyerap pada mulutnya. Alat penyerap ini mirip spons (gabus). Alat ini untuk menyerap makanan terutama yang berbentuk cairan.
3). Unta
Unta hidup di daerah padang pasir
yang kering, gersang dan panas. Bentuk dan susunan tubuh unta sesuai dengan
keadaan alam di padang pasir. Pada saat minum unta mampu meneguk air dalam
jumlah banyak. Air tersebut disimpan sebagai cairan tubuh.
Unta memiliki punuk. Punuk unta
berisi makanan cadangan. Makanan cadangan tersebut berupa lemak. Jika tidak
memperoleh makanan, unta akan menggunakan makanan cadangan terrsebut.
Dengan demikian, unta dapat tetap hidup meskipun kekurangan makanan.
Setiap jenis
hewan selalu berusaha melindungi diri dari serangan musuhnya. Hampir semua
jenis hewan memiliki bagian tubuh untuk melindungi diri. Selain itu, ada
sebagian hewan melindungi diri dengan tingkah laku.
Sekarang simak cara hewan melindungi
diri dari serangan musuhnya.
a). cecak dan kadal
Cecak dan kadal memutuskan ekornya
jika diserang musuh. Tindakan hewan memutuskan bagian tubuhnya disebut
autotoomi. Hai ini dilakukan untuk mengelabuhi musuhnya. Bagian ekor yang putus
dapat bergerak-gerak sehingga mengalihkan perhatian musuh. Saat itulah cecak
atau kadal melarikan diri. Ekor yang telah putus pada hewan-ewan itu dapat
tumbuh kembali.
b). Bunglon
Bunglon dapat mengubah warna kulit
sesuai dengan lingkungannya. Misalnya di daun yang berwarna hijau maka bunglon
akna berwarna hijau. Ketika berada di batang pohon berwarna cokelat, bunglon
akan berubah menjadi cokelat. Tindakan hewan mengubah warna kulitnya saat
melindungi diri dinamakan mimikri.
c). Kalajengking, Lebah dan Kelabang
Hewan-hewan ini menggunakan
sengatannya untuk melindungi diri. Sengat tersebut dapat mengeluarkan zat
beracun yang dapat melukai musuh atau pemangsanya.
d). Cumi-cumi, Sotong dan Gurita
Hewan-hewan ini hidup dilaut. ketika
diserang musuh, hewan-hewan ini akan mengeluarkan cairan hitam seperti tinta..
Akibatnya air menjadi keruh. Saat itulah hewan-hewan ini segera melarikan diri.
e). Landak
Landak mempunyai kulit berduri dan
kaku. Saat menghadapi bahaya, landak mengembangkan durinya.Selain itu, landak
juga berusaha membelakangi musuh. Dengan demikian, apabila musuhnya menyerang,
tubuh musuh akan tertusuk duri. Walaupun duri landak ini tidak beracun, tetapi
dapat membuat lawannya terluka.
f). Trenggiling dan Luing
Trenggiling dan Luing akan
menggulung tubuhnya jika mendapat gangguan dari luar. Trenggiling mempunyai
kulit berupa sisik yang keras. Saat menggulung, bagian perutnya yanng lunak
akan terlindungi suatu perisai yang keras.
g). Belalang Daun
Belalang daun biasanya hinggap di
dedaunan untuk mencari makanan. Tubuh belalang daun berwarna hijau mirip warna
daun sehingga tersamarkan. Hal ini menyulitkan musuhnya untuk mengetahui
keberadaan belalang tersebut.
h. Walang sangit
Walang sangit merupakan hewan dalam
kelompok serangga. Walang sangit hinggap di dedaunan untuk mencari makanan. Walang
sangit dapat mengeluarkan bau yang sangat menyengat. Bau ini untuk megusir
musuhnya.
i. Kecoak, Musang, Kumbang dan Ular tak berbisa
Hewan-hewan tersebut akan
berpura-pura mati jika diseran oleh musuh. Hal ini dilakukan untuk mengelabui
musuhnya. Jika musuh sudah pergi, hewan tersebut segera melarikan diri.
Di depan telah dijelaskan bahwa
hewan mempunyai alat tubuh yang berfungsi untuk melindungi diri. Selain itu,
hewan juga menunjukan tingkah laku tertentu untuk menghindari musuh.
2. Cara Tumbuhan Menyesuaikan Diri dengan
Lingkungannya
Sepert halnya hewan, tumbuhan juga
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tumbuhan mempunyai cara untuk
melindungi diri. Selain itu, tumbuhan juga mempunyai ciri khusus sesuai dengan
lingkungan hidupnya. Ayo, simak baik-baik materi berikut !
a. Penyesuaian Tumbuhan
untuk Melindungi Diri dari musuhnya
Tumbuhan memiliki bagian tubuh yang
berguna untuk melindungi diri. Bagian tubuh setiap tumbuhan tersebut
berbeda-beda. Sekarang simak cara beberapa tumbuhan melindungi diri dari
musuhnya !
1). Bambu
pernahkan kalian menyentuh bambu?
Saat menyentuhnya, tanganmu akan terasa gata. Hal ini karena bambu mempunyai
rambut-rambut halus. Rambut-rambut halus tersebut dapat menyebabkan gatal-gatal
di kulit.
2). Salak, Bunga Mawar dan
Putri malu
Tanaman salak, bunga mawar dan putri
malu mempunyai duri. Duri ini untuk melindungi diri dari musuhnya. Duri
tersebut dapat melukai hewan yang mencoba menggangunya.
|
|||
bunga mawar yang berduri dibatangnya
|
3). Pohon Nangka, pohon
karet dan bunga kamboja
Jenis-jenis tumbuhan tersebut mampu
mengeluarkan getah. Getah dapat menempel ke tubuh hewan yang mengganggunya.
Getah yang menempel menyebabkan hewan suli bergerak. Dengan demikian, Tumbuhan
tersebut terhindar dari gangguan hewan.
4). Buah durian
Kulit buah durian memliki duri yang
sangat tajam. Duri ini sebagai alat pertahanan diri dari musuhnya. Adanya kulit
berduri ini membuat biji yang berada di dalam buah terlindungi. Biji pada buah
durian dapat digunakan sebagai perkembangbiakan.
5). Buah Belimbing
Buah belimbing saat masih muda
terasa pahit dan sepat. Oleh karena itu, tidak ada hewan yan memakan buahnya.
Dengan demikian, biji didalam buah belimbing terlindungi. Biji ini dapat
digunakan sebagai alat perkembangbiakan.
Itulan
beberapa cara tumbuhan melindungi diri dari musuhnya. Tumbuhan melindungi diri
menggunakan bagian-bagian tubuhnya.
b. Ciri Khusus Tumbuhan
Berdasarkan Tempat Hidupnya
Tumbuhan menyesuaikan diri untuk
mampertahankan hidupnya. Tumbuhan ada yang hidup di air ataupun di tempat
kering. Bagaimana cara tumbuhan tersebut menyesuaikan diri. melindungi diri
dari musuhnya?
1). Tumbuhan Air
Teratai, eceng gondok dan kangkung
adalah jenis tumbuhan yang hidup di air. Tumbuh-tumbuhan tersebut menyesuaikan
diri dengan lingkungannya dengan cara berbeda-beda.
Teratai akarnya berada didasar
perairan dan batangnya berada di dalam air. Sementara itu, daunya menyembul di
permukaan. Daun tumbuhan teratai lebar dan tipis. Bentuk daunya yang seperti
ini dapat memudahkan terjadinya penguapan.
Tumbuhan eceng gondok akarnya tidak
menancap di dasar perairan. Akar tumbuhan ini sangat lebat dan berguna untuk
menjaga keseimbangan agar tidak terbalik. Tumbuhan eceng gondok dapat mengapung
di air karena diseluruh batangnya terdapat rongga udara.
2). Tumbuhan kering
Tumbuhan yang hidup di daerah kering
harus berhemat dalam mengggunakan air. Ada berbagai cara menghemat air, salah
satunya dengan mengurangi penguapan. Dengan demikian, air yang keluar dari
tumbuhan melalui daun bisa berkurang.
Beberapa tumbuhan mempunyai cara
tersendiri dalam mengurangi penguapan. Ada yang menggugurkan daunya pada saat
musim kemarau. Misalnya pohon jati dan pohon mahoni.
Sementara itu,
kaktus menyesuaikan diri dengan lingkungannya melaui dua cara. Pertama,
mengubah bentuk daunya menjadi duri. Kedua, batangnya berdaging dan berkuit
tebal. Batang yang seperti ini untuk menyimpan air. Dengan demikian, kaktus
dapat mengurangi penguapan dan tidak kekeringan. Pada saat musim hujan, kaktus menyerap
air sebanyak-banyaknya. Air tersebut disimpan di dalam batang. Cadangan air ini
digunakan ketika musim kering tiba.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Komponen organisasi kehidupan
terdiri atas Individu – populasi – komunitas – ekosistem – biosfer.
2.
Kehidupan makhluk hidup sangat
bergantung kepada komponen makhluk tidak hidup atau factor fisik, misalnya
dalam memperoleh makanan. Makhluk hidup memperoleh makanan dari alam dan
penyebarannya pun dikendalikan oleh toleransinya terhadap kondisi lingkungan.
3.
Pencemaran lingkungan disebabkan
karena adanya kerusakan hutan yang mengakibatkan banjir dan penyebab utama kerusakan lingkungan
dikarenakan jumlah pertumbuhan penduduk di dunia dan bekembangnya
teknologi. Dengan berkembangnya jumlah penduduk, mendorong berkembangnya
kebutuhan-kebutuhan penduduk, seperti sandang, pangan, papan, serta berbagai
perlengkapan untuk hidup.
4.
Dalam suatu lingkungan ada berbagai
macam hubungan
antarmakhluk hidup. Ada hubungan yang saling menguntungkan dan
ada pula hubungan yang tidak saling menguntungkan
antarmakhluk hidup. Ada hubungan yang saling menguntungkan dan
ada pula hubungan yang tidak saling menguntungkan
5.
Setiap mahkluk hidup harus bisa
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya (berdaptasi) agar dapat bertahan hidup
dan menghasilkan keturunan.
B.
Saran
Saran yang penulis dapat berikan
adalah ketika pembaca membaca makalah ini kiranya pembaca dapat ikut serta
melestarikan lingkungan sekitar, agar kita dapat memiliki lingkungan yang
bersih dan layak untuk di tempati.
DAFTAR PUSTAKA
Sumardi, Yosephat, dkk. 2007. Konsep Dasar IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka.http://indryirot.blogspot.com/2013/03/makalah-lingkungan-hidup.html
Nafisa ufa. 2013 : Penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya
http://uninurunnafisa.blogspot.co.id/2013/05/penyesuaian-diri-makhluk-hidup-terhadap_5968.html?m=1
Haryanto.2012. Sains untuk SD.Erlangga
Rachmad,dkk.1997.konsep dasar ipa 2.Jakarta : Universitas Terbuka