Senin, 18 Januari 2016

Makalah Makhluk Hidup Dan Lingkungannya



Makhluk Hidup Dan Lingkungannya

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Konsep Dasar IPA Di SD

Dosen Pengampu
Rusdiyana, M.Pd


Description: C:\Documents and Settings\Utuh Banjar\My Documents\nengNong\524603_410210812339978_2120918666_n.jpg
 




Di susun Oleh:





Kelompok 1 Kelas III D
Nama                                       NIM
Noormahmudah          14 86206 906
Sherly Hartinah           14 86206 809
Ahmad Fathan.A        14 86206
I Dewa Gede Benjar.P            14 86206




FAKULTAS KEGURUAN  DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ACHMAD YANI
BANJARMASIN
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena hanya dengan limpahan rahmat-NYA, kami dapat menyelesaikan makalah Konsep Dasar IPA di SD yang berjudul Makhluk Hidup dan Lingkungannya.Dalam penyelesaian makalah ini banyak pihak yang ikut memberikan bantuan baik material maupun spritual. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih atas do’a dan kerja samanya sehingga makalah ini dapat terselesaikan meskipun jauh dari kata sempurna.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri maupun mahasiswa yang lain.


Banjarbaru, September 2015

     Penyusun

 
DAFTAR ISI
Kata Pengantar                                                                                                  i
Daftar Isi                                                                                                           ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 1
C.     Tujuan Penulisan................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Organisasi Kehidupan.......................................................................... 3
B.     Saling Ketergantungan Antara Makhluk Hidup................................... 7
C.     Pencemaran dan Etika Lingkungan...................................................... 8
D.    Hubungan Antara Makhluk Hidup....................................................... 11
E.     Penyesuaian  Diri Makhluk Hidup terhadap Lingkungannya..............
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan........................................................................................... 15
B.     Saran ....................................................................................................  15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16




BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Makhluk hidup adalah makhluk yang memiliki ciri-ciri kehidupan seperti bernapas, bergerak, dan berkembang biak. Seperti yang diketahui bahwa tidak ada makhluk hidup yang dapat hidup sendiri di alam kehidupan ini, tetapi selalu terjadi saling ketergantungan di antara makhluk hidup tersebut.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Makhluk hidup dan lingkungan sangat erat kaitannya. Semua makhluk menjalani hidup dan semua kegiatannya akan berkaitan dengan lingkungan. Makhluk hidup bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Makhluk hidup makan, minum, dan melakukan kegiatannya semuanya memerlukan lingkungan
.
B.     Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa itu organisasi kehidupan ?
2.      Bagaimana saling ketergantungan antara makhluk hidup ?
3.      Apa saja pencemaran dan etika lingkungan ?
4.      Bagaimana hubungan antara makhluk hidup ?
5.      Bagaimana Penyesuaian  diri makhluk hidup  terhadap lingkungannya?





C.    Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk memahami apa yang disebut organisasi kehidupan
2.      Untuk memahami saling ketergantungan antara makhluk hidup
3.      Untuk mengetahui apa saja pencemaran dan etika lingkungan
4.      Untuk mengetahui dan memahami hubungan antara akhluk hidup
5.      Untuk mengetahui penyesuaian  diri makhluk hidup terhadap lingkungannya























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Organisasi Kehidupan
Tidak ada makhluk hidup yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk manusia. Misalnya, agar dapat bertahan hidup manusia perlu makan. Makanan manusia berasal dari tumbuhan dan hewan. Sementara itu hewan peliharaan dan tumbuhan tidak dapat hidup dengan baik tanpa bantuan manusia. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya dapat digambarkan sebagai berikut : Individu – populasi – komunitas – ekosistem – biosfer
1.      Individu
Individu adalah setiap anggota populasi. Dalam kehidupan sehari-hari, akan ditemukan berbagai mahluk hidup. Terkadang juga akan sulit dalam untuk menentukan individu dalam kelompok organism, misalnya memisahkan individu rumput dari lapangan rumput atau individu bamboo dari serumpun bamboo. Namun harus diingat bahwa individu selalu bersifat tunggal.
Contoh :  seorang manusia, seekor tikus, seekor harimau, seekor burung dan lain-lain.
2.      Populasi
Populasi adalah kumpulan makhluk hidup sejenis yang tinggal di suatu tempat. Yang dimaksud sejenis yaitu mempunyai persamaan sifat morfologi dan fisiologi dan dapat mengadakan perkawinan secara alamiah menghasilkan keturunan.Contoh :  pupulasi manusia, populasi tikus, pupulasi harimau, populasi gajah.
3.      Komunitas
Komunitas adalah kehidupan bersama antara makhluk hidup yang terdiri dari beberapa populasi yang hidup bersama di suatu tempat. Suatu komunitas terikat sebagai suatu unit oleh saling ketergantungan anggota-anggotanya.  Para ahli ekologi menyebut kelompok organism tertentu dalam suatu habitat juga sebagai komunitas, misalnya komunitas burung di Pulau Burung, komunitas tumbuhan di Tangkuban Perahu.Komunitas tersusun dari dua atau lebih populasi.Komunitas dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
a. Komunitas akuatik yaitu kelompok makhluk hidup yang hidup di perairan, seperti parit, kolam, sungai, danau, dan laut. Contoh komunitas laut yang terdiri dari populasi ikan hiu, populasi ikan pari, pupulasi gurita, populasi ubur-ubur, populasi udang, populasi kepiting, populasi cumi-cumi, populasi rumput laut, populasi kerang, dst.
b. Komunitas terestrial (komunitas darat) yaitu kelompok makhluk hidup yang hidup di daratan seperti di hutan, gunung, padang rumput, padang pasir, dan padang es.Contoh komunitas hutan yang terdiri dari populasi pohon pinus, populasi alang-alang, populasi pohon cemara, populasi harimau, populasi rusa, populasi gajah, dst.
4. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem ditempati oleh banyak jenis makhluk hidup yang disebut komponen biotik, contohnya yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan.  Ekosistem juga ditempati oleh benda mati yang disebut komponen abiotik, contohnya yaitu suhu, kelembaban, sinar matahari, dan mineral.Ekosistem dibedakan menjadi 2 yaitu :
a.       Ekosistem alam yaitu ekosistem yang terbentuk dengan sendirinya (secara alami).  Contoh :  danau, sungai, padang rumput, padang pasir, dan hutan.
b.      Ekosistem buatan yaitu ekosistem yang sengaja dibuat.  Contoh :  sawah, ladang, kolam, dan akuarium.
Ekosistem juga merupakan suatu sistem, terdiri atas komponen hayati atau makhluk hidup dan nonhayati seperti tanah, air, udara, bangunan dan lain-lainnya. Singkatnya ekosistem merupakan kumpulan organisme yang membentuk komunitas bersama lingkungan fisiknya.
Lingkungan dan mahluk hidup tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, keduanya saling mempengaruhi. Setiap kelomok mahluk hidup menetap ditempat tertentu (habitat). Lingkungan mahluk hidup dapat dibedakan menjadi; lingkungan biotik dan abiotik.

a. Lingkungan Biotik
Biotik adalah mahluk hidup. Lingkungan biotik suatu mahluk hidup adalah seluruh mahluk hidup, baik dari spesiesnya sendiri maupun dari spesies yang berbeda yang hidup ditempat yang sama. Komponen biotik terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, jamur, ganggang, lumut, paku, tumbuhan berbiji, invertebrata, avertebrata dan manusia.
Biotik yang terdiri dari :
- Produsen : mahkluk hidup autotrof atau tumbuhan hijau yang mampu menghasilkan bahan makanan berupa bahan organik dari bahan anorganik, dengan bantuan sinar matahari.
- Konsumen : organisme heterotfik ; misalnya hewan dan manusia yang makan organisme lain.
- Pengurai : organisme heterotrofik yang menguraikan organisme     mati dan hasilnya untuk produsen

b. Lingkungan Abiotik
Abiotik adalah bukan mahluk hidup atau komponen tak hidup. Komponen abiotik merupakan komponen fisik dan kimia yang membentuk lingkungan abiotik. Contoh komponen abiotik antara lain suhu, cahaya, air, kelembaban, udara, garam, mineral dan tanah.
-          Suhu, suhu sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup berkitan dengan reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh mahluk hidup.
-          Cahaya, penyinaran matehari berperan dalam kehidupan organisme. Misalnya tumbuhan memerlukan cahaya natahari dengan panjang gelombang tertenu guna membantu proses fotosintesis.
-          Air,dalam kehidupan air sangat diperlukan oleh mahluk hidup, karena sebagian besar tubuhnya mengandung air.
-          Kelembaban, diperlukan oleh mahlukhidpu agar tubuhnya tidak cepat keringkarena penguapan.
-          Udara, Nitrogen diperlukan mahlu khidup utnuk membentuk protein. Oksigen digunakan mahluk hidup untuk bernafas. Karbondioksida diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis.
-          Garam-garam mineral. Tumbuhan mengambil garam-garam mineral dan air dari tanah untuk proses fotosintesis.
-          Tanah. Tanah yang subur sangat diperlukan oleh organisme untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada tanah yang subur.
v  Berdasar fungsinya suatu ekosistem terdiri atas :
1).Makhluk hidup autotrof yaitu mahkluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri
2). Mahkluk hidup heterotrof yaitu mahkluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri, untuk hidupnya harus memakan mahkluk lain.
Secara garis besar ekosistem dapat dibedakan atas ekosistem daratan dan ekosistem perairan. Ekosistem daratan dapat berupa pekarangan, ladang, sawah,padang, dan gurun. Ekosistem perairan  dapat berupa air tawar yang menggenang, air tawar yang mengalir, payau dan lautan. Di antara kedua ekosistem tersebut ada ekosistem transisi yang disebut lingkungan air payau yaitu pertemuan antar perairan air tawar dengan air laut.
5.      Bioma
Bioma adalah ekosistem besar yang meliputi suatu daerah yang luas dan memiliki flora dan fauna yang khas. Bioma merupakan ekosistem-ekosistem yang terbentuk karena perbedaan letak geografis dan astronomis. Sebuah bioma pada dasarnya terdiri atas produsen, konsumen, dan pengurai (dekomposer) yang di dalamnya terjadi aliran materi dan energi yang selalu dimulai dari tumbuhan. Ciri khas dari sebuah bioma adalah vegetasi tertentu yang dominan pada suatu wilayah yang dipengaruhi oleh kondisi iklim regionalnya.
Tempat mahkluk hidup biasanya tinggal atau tumbuh secara alamiah yang berukuran luas disebut bioma. Bioma memiliki berbagai jenis di dunia, antara lain :

a.         Hutan hujan tropis  -> terdapat di Indonesia, Asia Tenggara, Australia
b.         Hutan musim tropis -> terdapat di Asia Tenggara dan India
c.          Hutan iklim sedang -> terdapat di pantai Pasifik (California – Washington)
d.        Taiga -> terdapat di Amerika utara, Eropa, peg. di Asia
e.          Savana -> terdapat di NTT, Irian Jaya, Australia
f.          Gurun -> terdapat di Afrika, Arab, Australia, Amerika serikat
6.      Biosfer
Kesatuan berbagai ekosistem, yang meliputi semua organism dan lingkungan yang berinteraksi untuk berlangsungnya kehidupan disebut biosfer. Dapat disimpulkan biosfer adalah permukaan bumi dimana semua mahluk hidup dapat melangsungkan semua kehidupannya.Contoh :  bumi tempat tinggal kita.

B.       Saling Ketergantungan antara Makhluk Hidup
Kehidupan makhluk hidup sangat bergantung kepada komponen makhluk tidak hidup atau factor fisik, misalnya dalam memperoleh makanan. Makhluk hidup memperoleh makanan dari alam dan penyebarannya pun dikendalikan oleh toleransinya terhadap kondisi lingkungan. Aktifitas makhluk hidup atau komponen biotik juga mempengaruhi lingkungan fisik atau komponen abiotic.
Contoh dimana aktivitas makhluk hidup mempengaruhi lingkungan fisik yaitu sebagai berikut :
a. Oksigen yang berada diudara adalah hasil fotosintesis tumbuh – tumbuhan. Dan menghasilkan oksigen ke air dan udara.
b.Akibat asam yang dikeluarkan oleh jamur dapat melarutkan mineral yang ada dalam tanah,sahingga mempercepat hancurnya batu – batuan. Terbentuknya tanah dari batuan antara lain seperti akibat hewan penggali tanah, sepwrti cacing, kepiting,serangga – serangga tanah dan lain – lain. Jadi tumbuhan – tumbuhan memegang peranan penting dalam pembentukan sifat – sifat tanah.
c.Secara tidak langsung daerah yang terkena gempa dan angina rebut, susunan dan sifat-sifat tanahnya akan berubah sebagai akibat banyaknya pembentukan tumbuh-tumbuhan yang tumbang dan pembusukan bangkai-bangkai hewan yang mati.
Dalam ekosistem terdapat 3 piramida ekologi, yaitu :
a).Piramida jumlah yang artinya melukiskan jumlah individu yang membentuknya. Dasar dari piramida jumlah ini adalah semua organisme autotrof yang dapat membuat makanannya sendiri dengan jalan fotosintesis. Dalam piramida ini harus lebih banyak invidunya dari tingkat diatas-atasnya.
b).Piramida biomasa dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan tingkat-tingkat pada jaring-jaring makanan yang ada. Sebab apabila jumlah berat kering organisme dari tiap tingkat trofik dilukiskan, maka akan diperoleh bentuk piramida yang sesungguhnya. Jadi piramida biomasa digambarkan dalam satuan berat kering persatuan luas atau dihitung dalam kilogram atau gram/m2.
c).Piramida energi memberikan gambaran yang terbaik tentang sifat fungsional dari komunitas, karena jumlah dan berat organisme dapat ditunjang pada setiap tingkat tergantung pada setiap energy yang dihasilkan dan digunakan. Piramida energi dihitung dalam kalori per satuan luas per tahun atau kal/m2/tahun. Pada piramida energi akan diketahui bahwa beberapa organisme produsen mungkin jumlah biomas yang dimilikinya lebih sedikit, tetapi jumlah energi yang dihasilkan dan diberikan kepada konsumen itu lebih tinggi dari produsennya.


  C.Pencemaran Lingkungan Dan Etika Lingkungan
1.      Pencemaran Lingkungan
Penyebab utama kerusakan lingkungan ini adalah jumlah pertumbuhan penduduk di dunia dan bekembangnya teknologi. Dengan berkembangnya jumlah penduduk, mendorong berkembangnya kebutuhan-kebutuhan penduduk, seperti sandang, pangan, papan, serta berbagai perlengkapan untuk hidup.
Beberapa Negara telah melakukan berbagar cara untuk mengatur pertumbuhan penduduk, namun pada kenyataannya hal ini dinilai kurang mencapai target. Contohnya saja di beberaapa daerah di Indonesia. Di Jawa saja jumlah penduduk sudah melampaui daya dukung lingkungan. Hal ini menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan. Selain itu, perkembangan teknologi yang menghasilkan alat-alat dan bahan yang juga mengakibatkan pencemaran lingkungan. Contohnya pabrik-pabrik, kapal, kereta api, pesawat, dan sebagainya.
Untuk meningkatkan kulitas hidupnya manusia berusaha memanfaatkan kekayaan alam yang berada di lingkungannya. Kekayaan alam tersebut berupa komponen biotic maupun abiotik yang kita kenal sebagai sumber daya alam. Melalui akal pikiran manusia menciptakan peralatan berupa mesin dan alat-alat bantu teknologi tinggi untuk dapat menghasilkan produk yang berlimpah dalam waktu yang singkat. Namun dalam kenyataannya, kualitas yang hendak dicapai masih sulit dijangkau. Hal ini disebabkan karena adanya dampak negative dari industry dan teknologi terhadap lingkungan dapat mengurangi daya dukung alam yang berarti akan mengurangi kemampuan alam untuk mendukung kelangsungan hidup manusia itu sendiri.
Pengertian pencemaran sendiri adalah masuknya bahan atau energy ke dalam lingkungan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan baik yang bersifat fisik, kimiawi, maupun biologis sehingga mengganggu kesehatan, eksistensi manusia, dan aktifitas manusia serta organisme lainnya.
Berdasarkan mediumnya, pencemaran dikelompokkan menjadi :
a.       Kerusakan lingkungan
Kerusakan lingkungan dapat kita jumpai dipedesaan maupun perkotaan. Perubahan lokasi strategis yang seharusnya dijadikan lahan hijau menjadi bangunan-bangunan sangat disayangkan. Semakin bertambahnya jumlah bangunan maka kerusakan lingkungan semakin besar. Di kota-kota besar sudah jarang kita temui lahan hijau, yang selalu kita temui adalah bangunan-bangunan yang menjulang tinggi. Namun jika kita pergi ke kota-kota kecil seperti kerrawang, magelang, dan sejumlah daerah lain, kita masih dapat menjumpai hamparan lahan hijau sebagai pemandangan mata.
Menurut UNEP (United Nation Environment Program) tahun 1981 kerusakan hutan di dunia setiap tahun sekitar 11,1 juta hektar hutan tropis dan hutan savana. Menurut  Kartawinata (1975), pengrusakan hutan alam di Indonesia telah mencapai proporsi yang besar dan akan menimbulkan pengaruh ekologis yang merugikan. Namun saat ini perhatian pemerintah terhadap hutan cukup menggembirakan.
Di pesisir pantai juga banyak kita temui hutan bakau yang mulai rusak. Tahukah anda apa akibatnya jika hutan bakau rusak? Jika hutan bakau rusak maka hal ini akan mempengaruhi jumlah produksi perikanan, khususnya udang, kerang, tiram, kepiting, juga ikan yang biasa hidup di pesisir pantai. Selain itu rusaknya hutan bakau juga akan mengakibatkan:
1). Terkikisnya pantai oleh gempuran ombak,
2). Hancurnya ekosistem terunbu karang,
3). Kurangnya kesuburan perairan disekitar hutan bakau,
4). Burung-burung darat yang biasa menggunakan hutan bakau sebagai habitatnya akan kehilangan tempat,
5). Meningkatnya penyakit malaria di bekas hutan bakau.
 Pencemaran lingkungan di bagi menjadi 3 bagian:
              1). Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah terjadi karena tidak dapat berfungsinya tanah tersebut  dengan baik sebagai daratan. Pengalihan  tanah menjadi kawasan pabrik, pertokoan dan lainnya, selain itu bahan-bahan kimia yang ada juga menyebabkan pencemaran tanah ini. Misalnya, jika kita menggunakan bahan kimia untuk memberantas hama, maka sisa-sisa bahan kimia itu akan membekas di tanah. Hal ini yang menyebabkan tanaman sukar tumbuh. Selain itu plastic, botol bekas, kaleng bekas, yang dibuang dari pertokoan jg menyebabkan pencemaran tanah. Untuk mengatasi hal ini diperlukan penanganan khusus.
2). Pencemaran Air
           Air merukapan kebutuhan manusia yang sangat penting. Air mengandung banyak karbohidrat, protein, lemak, dan senyawa-senyawa lain, yang merupakan bahan makanan bagi organisme air.
          Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna. Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambahjumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Misalnya, pembuangan detergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap organisme yang ada di perairan. Pemupukan tanah persawahan atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan akan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau blooming. Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh subur dan menutupi permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai dasar perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak dapat berfotosintesis sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang.
v  Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara lain :
a).  Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obat ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi).
b). Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai.
Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan bergerombol.
Di kota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Di dalam air got yang demikian tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.
c). Limbah Industri
Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Di laut, sering terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal lain. Minyak yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan kilometer. Ikan, terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang mati karenanya. Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.
d). Penangkapan Ikan Menggunakan racun
Beberapa penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan atau potas (racun)untuk menangkap ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air. Racun tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk hidup yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya perairan.
v  Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air antara lain :
1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
2. Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi, dan Pendangkalan dasar perairan).
3.Punahnya biota air, misalnya ikan, yuyu, udang, dan serangga air.
4.  Munculnya banjir akibat got tersumbat sampah.
5.  Menjalarnya wabah muntaber.
3). Pencemaran Udara
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia. Bila keadaan seperti itu terjadi maka udara dikatakan telah tercemar
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 mengenai Pengendalian Pencemaran udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah masuknya atau dimaksuknya zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam udara ambient oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara ambient turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambient tidak memenuhi fungsinya.
§  Bahan-bahan pencemaran udara dapat berupa:
1)      Gas, seperti CO2, CO, SO, NO, NO2, dan O3
2)      Titik-titik cairan, yaitu awan yang tinggi sekali atau kabut yang dekat dengan permukaan tanah, yang terdiri dari uap air yang mengembun menjadi titik-titik air, apabila titik-titik air ini bersentuhan dengan partikel padat yang menyerap SO­2 akan membentuk Sulfat. Asam Sulfat ini yang membahayakan kesehatan. Awan atau kabut yang dekat permukaan tanah akan menghalangi dan menyebabkan sesak nafas.
3)      Butiran padat (partikel padat), meliputi jelaga dalam asap, debu-debu logam, ter, serbuk bunga, spora jamur yang berterbangan, belerang, timah, dan sebagainya.
4)      Pamanasan bumi dan efek rumah kaca,
2.  Etika lingkungan
Etika verasal dari kata Yunani yaitu “ ethos “ yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Etika dimengerti sebagai refleksi kritis tentang bagaimana manusia hidup dan bertindak dalam situasi konkrit dan tertentu.
a). Model Teori Etika Lingkungan
secara teoritis terdapat 3 model teori etika lingkungan, yaitu :
- Antroposentrisme, teori yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.
- Biosentrisme, teori ini menganggap serius setiap kehidupan makhluk hidup di alam semesta.
- Ekosentrisme, teori kelanjutan dari Biosentrisme.
Manusia hanya bisa hidup dan berkembang sebagai manusia utuh tidak hanya dalam komunitas sosial,tetapi juga dalam komunitas ekologis, yaitu makhluk yang kehidupannya tergantung dan terkait erat dengan semua kehidupan lain di alam semesta. Manusia dipahami sebagai makhluk biologis dan ekologis. Etika ini memandang bahwa manusia tidak hanya sebagai makhluk sosial.
b). Sebab – Sebab Terjadinya Krisis Lingkungan
Ada beberapa factor yang menyebabkan terjadinya krisis lingkungan, diantaranya:
- Perkembangan teknologi. penggunaan teknologi yang makin pesat membutuhkan sumber daya alam yang cukup banyak, sehingga di eskploitasi habis-habisan.
- Ledakan penduduk pesat. Hal ini menyebabkan kebutuhan SDA yang besar, sehingga SDA dikuras terus menerus.
- Perkembangan ekonomi. Kemajuan ekonomi menyebabkan gaya hidup pamer dan konsumsi berlebihan dari sewajarnya. Hingga memboroskan SDA.
- Pembangunan. Pembangunan yang tidak berlanjut karena tidan berwawasan lingkungan, menyebabkan habisnya SDA yang tidak dapat diperbaharui.
- Energy. Perkembangan transportasi dan kebutuhan teaga listrik yang meningkat, menyebabkan pencemaran.
- Urbanisasi. Akibat fasilitas hidup lebih baik dan mudahnya memperoleh pekerjaan di kota besar menyebabkan terjadinya urbanisasi. Hal ini menyebabkan kurangnya perumahan, banyaknya pengangguran, banyaknya limbah pemukiman sehingga menimbulkan pemukiman kumuh.

D.    Hubungan antara Makhluk Hidup
1.Hubungan Khas Antar makhluk Hidup
       Kehidupan semua makhluk hidup dapat berlangsung karena adanya
dukungan dari lingkungan sekitarnya. Hubungan tersebut saling
mempengaruhi satu sama lain. Hubungan khas antar makhluk hidup seperti ini disebut simbiosis.
a.  Hubungan Antar makhluk Hidup
Dalam suatu lingkungan ada berbagai macam hubungan
antarmakhluk hidup. Ada hubungan yang saling menguntungkan dan
ada pula hubungan yang tidak saling menguntungkan. Untuk lebih
memahaminya, perhatikan uraian berikut ini.

1).Simbiosis Mutualisme
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSzwl2vh7nd8ND1mxQyR6gwYq4tLlqh0jcyyAXtifOvoNVLGF3E

Kamu tentu pernah melihat seekor lebah yang sedang hinggap
di atas bunga untuk menghisap madu. Pada waktu lebah hinggap di
bunga kaki-kaki lebah menyentuh serbuk sari bunga sehingga kaki
yang ditempeli serbuk sari tersebut akan menempel pada putik
apabila lebah bergerak di sekitar bunga. Serbuk sari kemudian
bertemu dengan putik maka terjadilah penyerbukan.
Setelah terjadi proses penyerbukan maka terjadilah proses
pembuahan. Kerjasama yang terjadi antara bunga dan lebah ini
disebut simbiosis mutualisme. Contoh lainnya adalah burung jalak
yang memakan kutu di punggung kerbau.

antara bunga dan lebah
2). Simbiosis Parasitisme
Ada kalanya hubungan antarmakhluk yang satu diuntungkan dan
yang lainnya dirugikan. Pernahkah kalian melihat tanaman tali putri
melilit pada tanaman pagar? Bagaimanakah keadaan induk tanaman
tersebut? Apakah mereka dapat tumbuh subur? Dapatkah kamu
menjelaskannya? Hubungan antar makhluk hidup yang salah satunya dirugikan disebut simbiosis parasitisme. Contoh lainnya dapat kamu temukan pada pohon mangga yang ditempeli benalu.
Benalu termasuk tumbuhan parasit, benalu hidup pada tumbuhan
atau makhluk hidup lain sehingga merugikan makhluk hidup yang
ditumpanginya. Tumbuhan yang ditumpangi benalu disebut tumbuhan inang.
Hubungan bunga reflesia dan tumbuhan inangnya juga hanya menguntungkan bunga reflesia, sedangkan tumbuhan inangnya dirugikan. Bunga reflesia mengisap makanan yang dibua tumbuhan inangnya. Akibatnya bunga reflesia tumbuh subur, sedangkan tumbuhan inang lama-kelamaan akan mati.
Bunga Raflesia dan tumbuhan inang
3). Simbiosis Komensalisme
            Hubungan antarmakhluk hidup dimana yang satu diuntungkan
sedang yang lainnya tidak diuntungkan atau dirugikan disebut
simbiosis komensalisme. Misalnya ikan hiu dengan ikan remora. Pada
saat ikan hiu memperoleh makanan sisa-sisa makanan tersebut
dimakan oleh ikan remora. Ikan remora mendapatkan keuntungan
dari ikan hiu. Sedangkan ikan hiu tidak dirugikan dengan keberadaan
ikan remora.
            Hubungan antara anemon laut dan ikan badut terjadi di laut. Anemon laut adalah hewan laut yang tampak seperti tumbuhan bercabang banyak. Ikan badut memanfaatkan tubuh anemon lautsebagai tempat persembunyiannya. Ikan badut dapat segera bersembunyi diantara tubuh anemon laut ssat menghindari musuhnya. Ikan badut beruntung karena selamat dari kejaran mesuh, sedangkan anemon laut tidak diuntungkan ataupun dirugikan.
Salah satu contoh simbiosis komensalisme
2.      Hubungan Antara Makhluk Hidup dengan Lingkungannya
Suatu jenis burung yang buas memangsa ulat di pohon secara tidak
langsung membantu tumbuhan yang daunnya menjadi makanan ulat.
Apabila burung pemangsa jumlahnya berkurang maka jumlah ulat
semakin banyak dan tumbuhan yang menjadi makan ulat menjadi
berkurang. Dengan demikian, secara tidak langsung antara burung
dengan tumbuhan terdapat bentuk saling ketergantungan. Kotoran cacing tanah akan menjadi humus yang diperlukan bagi tumbuhan. Sementara, daun-daun tumbuhan yang berjatuhan dan membusuk menjadi bahan makanan cacing tanah. Contoh di atas menunjukkan hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya. 
Hubungan ini disebut ekosistem. Tikus yang ada di sawah memakan padi. Semakin banyak jumlah tikus semakin banyak pula padi yang dimakan oleh tikus. Namun demikian, terdapat hewan yang terbiasa memakan tikus misalnya ular sawah. Ular sawah dapat mengurangi hama tikus.Cacing tanah dapat membantu kesuburan tanah dengan membentuk rongga
3.      Rantai Makanan
Hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup dapat berupahubungan makan dan dimakan. Hubungan ini akan membentuk rantai makanan
Produsen adalah penghasil bahan makanan untuk hewan pemakan tumbuhan atau herbivora.
    Dalam rantai makanan tumbuhan berperan sebagai produsen.
    Tumbuhan mampu membuat makanan sendiri.
Konsumen I
    Konsumen I adalah pemakan tumbuhan (herbivora).
    Konsumen I disebut konsumen primer.
    Contoh :  belalang, ulat, sapi, kerbau, kambing, dll.
Konsumen II
    Konsumen II adalah pemakan hewan lain (karnivora)
    Konsumen II disebut konsumen sekunder.
    Contoh :  singa, harimau, dll.
Konsumen III
    Konsumen III adalah pemakan konsumen II (karnivora)
    Konsumen III disebut konsumen tersier.
    Contoh :  burung elang, manusia
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTZ5feZFmojmOK0hNh66gEje9HYFq7q-QYRFMfBDSpM4WFAGIo6
contoh salah satu rantai makanan

4.      Jaring-Jaring Makanan
Rumput sebagai produsen tidak hanya dimakan oleh belalang saja, tetapi juga dimakan oleh burung dan hewan lainnya. Ular tidak hanya memakan katak saja tetapi juga memakan tikus, ayam, dan hewan lainnya. Sekumpulan rantai makanan ini saling berhubungan satu dan yang lainnya membentuk jaring-jaring makanan. Contoh jaring-jaring makanan dapat dilihat pada gambar berikut ini
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSJqDIMh_8Ru0fTUgqK_G0STxelAlOTP1L5PpuSrnfox_03APVp
salah satu contoh jaring-jaring makanan

Pada jaring-jaring makanan tersebut terdapat beberapa rantai makanan. di antaranya adalah sebagai berikut.
1. padi → tikus → elang → pengurai
2. padi → tikus → musang → elang → pengurai
3. padi → burung → musang → elang → pengurai
4. padi → burung → elang → pengurai
E.            Penyesuaian  Diri Makhluk Hidup terhadap Lingkungannya
Perhatikan burung elang pada gambar diatas! Bentuk cakar dan paruh burung elang sesuai dengan jenis makanannya yang berupa daging. Itulah salah satu bentuk penyeuaian burung elang terhadap lingkungannya. Bagaimana bentuk penyesuaian hewan lain dengan lingkungannya? Apakah tumbuhan juga menyesuaikan diri dengan lingkungannya?
Burung elang memilki paruh yang kuat dan cakar yang tajam. Paruh ini berguna untuk menyobek makananya. Makanan elang berupa daging. Kaki dan cakar yang kuat untuk mencengkeram mangsanya. Nah, itulah satu contoh alat tubuh hewan yang berguna untuk mencari makanan. Bagaimana cara hewan yang lain?

1. Cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya 
  1. penyesuaian hewan untuk memperoleh makanan
Hewan membutuhkan makanan agar tetap hidup. Setiap jenis hewan memiliki cara tersendiri dalam memperoleh makanan. Makhluk hidup menggunakan alat-alat tubuhnya untuk memperoleh makanan.
1). Burung
Setiap jenis burung makanannya berbeda-beda. Ada yang berupa cairan madu (nektar), biji-bijian, atau daging. Oleh karena itu, bentuk paruh setiap jenis burung juga berbeda-beda.
a). Burung pipit mempunyai paruh pendek dan kuat. Bentuk paruh ini sesuai untuk memakan jenis biji-bijian. Paruh ini berfungsi menhancurkan biji tersebut.
b). Burung elang mempunyai paruh kuat, tajam, dan melengkung bagian ujungnya. Paruh seperti ini sesuai untuk mengoyak daging mengsanya atau mencabik-cabik daging mangsanya
c). Bebek mempunyai paruh yang berbentuk seperti sadu. Bentuk paruh seperti ini sesuai untuk mencari makanan ditempat becek, berlumpur atau berair
d). Burung pelatuk mempunyai paruh yang panjang, kuat, dan runcing. Bentuk paruh seperti ini sesuai untuk mencari serangga yang bersembunyi dikulit pohon, dalam lubang pohon, atau pada batang pohon yang lapuk.
e). Burung kolibri mempunyai paruh bentuk panjang dan runcing. Bentuk paruh seperti ini memudahkan burung kolibri menghisap nektar
f).Burung pelikan mempunyai paruh berkantong. Paruh demikian memudahkannya untuk menangkap ikan dalam air.
Selain bentuk paruh, kaki pada berbagai burung juga mempunyai bentuk bermacam-macam. Berbagai bentuk kaki burung merupakan salah satu bentuk penyesuaian terhadap cara memperoleh makanan.
1. Kaki burung kakaktua untuk memanjat. Selain itu, juga untuk memegang makanan
2. Kaki ayam untuk mengais tanah saat mencari makanan
3. Burung elang mempunyai kaki kuat dengan kuku tajam. Kaki ini untuk mencengkeram mangsanya.
4. Burung pipit mempunyai kaki langsing untuk bertengger
5. Kaki itik dan pelikan berselaput sehingga cocok untuk berenang di air
6. Burung pelatuk pandai memanjat karena bentuk kakinya sesuai untuk memanjat
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa ada kesesuaian antara bentuk paruh burung dan bentuk kaki burung terhadap jenis makanannya.
perhatikan gambar dibawah ini !

2).  Serangga
Serangga mempunyai cara khusus untuk memperoleh makanan. Misalnya, mulut kupu-kupu mempunyai alat pengisap. Oleh karena itu, mulutnya dinamakan mulut penghisap. Kupu-kupu menggunakan mulut ini untuk menghisap sari madu (nektar) pada bunga. Bentuk alat penghisap ini menyerupai belalai yang dapat digulung dan dijulurkan.
Nyamuk mempunyai bentuk mulut penusuk dan penghisap. Mulut ini dapat menghisap makanan berupa darah manusia atau hewan. Mulut nyamuk berbentuk tabung panjang dan tajam (runcing). Bentuk mulut seperti ini untuk menusuk kulit manusia atau hewan.
Jangkrik mempunyai mulut penggigit dan pengunyah. Mulut ini mempunyai gigi-gigi keciil untuk mengunyah makanan berupa daun.
Lalat rumah mempunyai alat penyerap pada mulutnya. Alat penyerap ini mirip spons (gabus). Alat ini untuk menyerap makanan terutama yang berbentuk cairan.
3).   Unta
Unta hidup di daerah padang pasir yang kering, gersang dan panas. Bentuk dan susunan tubuh unta sesuai dengan keadaan alam di padang pasir. Pada saat minum unta mampu meneguk air dalam jumlah banyak. Air tersebut disimpan sebagai cairan tubuh.
Unta memiliki punuk. Punuk unta berisi makanan cadangan. Makanan cadangan tersebut berupa lemak. Jika tidak memperoleh makanan, unta akan menggunakan makanan cadangan   terrsebut. Dengan demikian, unta dapat tetap hidup meskipun kekurangan makanan.

Setiap jenis hewan selalu berusaha melindungi diri dari serangan musuhnya. Hampir semua jenis hewan memiliki bagian tubuh untuk melindungi diri. Selain itu, ada sebagian hewan melindungi diri dengan tingkah laku.
Sekarang simak cara hewan melindungi diri dari serangan musuhnya.
a). cecak dan kadal
Cecak dan kadal memutuskan ekornya jika diserang musuh. Tindakan hewan memutuskan bagian tubuhnya disebut autotoomi. Hai ini dilakukan untuk mengelabuhi musuhnya. Bagian ekor yang putus dapat bergerak-gerak sehingga mengalihkan perhatian musuh. Saat itulah cecak atau kadal melarikan diri. Ekor yang telah putus pada hewan-ewan itu dapat tumbuh kembali.


b). Bunglon
Bunglon dapat mengubah warna kulit sesuai dengan lingkungannya. Misalnya di daun yang berwarna hijau maka bunglon akna berwarna hijau. Ketika berada di batang pohon berwarna cokelat, bunglon akan berubah menjadi cokelat. Tindakan hewan mengubah warna kulitnya saat melindungi diri dinamakan mimikri.
c). Kalajengking, Lebah dan Kelabang
Hewan-hewan ini menggunakan sengatannya untuk melindungi diri. Sengat tersebut dapat mengeluarkan zat beracun yang dapat melukai musuh atau pemangsanya.
d). Cumi-cumi, Sotong dan Gurita
Hewan-hewan ini hidup dilaut. ketika diserang musuh, hewan-hewan ini akan mengeluarkan cairan hitam seperti tinta.. Akibatnya air menjadi keruh. Saat itulah hewan-hewan ini segera melarikan diri.
e). Landak
Landak mempunyai kulit berduri dan kaku. Saat menghadapi bahaya, landak mengembangkan durinya.Selain itu, landak juga berusaha membelakangi musuh. Dengan demikian, apabila musuhnya menyerang, tubuh musuh akan tertusuk duri. Walaupun duri landak ini tidak beracun, tetapi dapat membuat lawannya terluka.
f). Trenggiling dan Luing
Trenggiling dan Luing akan menggulung tubuhnya jika mendapat gangguan dari luar. Trenggiling mempunyai kulit berupa sisik yang keras. Saat menggulung, bagian perutnya yanng lunak akan terlindungi suatu perisai yang keras.
g). Belalang Daun
Belalang daun biasanya hinggap di dedaunan untuk mencari makanan. Tubuh belalang daun berwarna hijau mirip warna daun sehingga tersamarkan. Hal ini menyulitkan musuhnya untuk mengetahui keberadaan belalang tersebut.

h. Walang sangit 
Walang sangit merupakan hewan dalam kelompok serangga. Walang sangit hinggap di dedaunan untuk mencari makanan. Walang sangit dapat mengeluarkan bau yang sangat menyengat. Bau ini untuk megusir musuhnya.

i. Kecoak, Musang, Kumbang dan Ular tak berbisa
Hewan-hewan tersebut akan berpura-pura mati jika diseran oleh musuh. Hal ini dilakukan untuk mengelabui musuhnya. Jika musuh sudah pergi, hewan tersebut segera melarikan diri.

Di depan telah dijelaskan bahwa hewan mempunyai alat tubuh yang berfungsi untuk melindungi diri. Selain itu, hewan juga menunjukan tingkah laku tertentu untuk menghindari musuh.
2. Cara Tumbuhan Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya
Sepert halnya hewan, tumbuhan juga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tumbuhan mempunyai cara untuk melindungi diri. Selain itu, tumbuhan juga mempunyai ciri khusus sesuai dengan lingkungan hidupnya. Ayo, simak baik-baik materi berikut !
a. Penyesuaian Tumbuhan untuk Melindungi Diri dari musuhnya
Tumbuhan memiliki bagian tubuh yang berguna untuk melindungi diri. Bagian tubuh setiap tumbuhan tersebut berbeda-beda. Sekarang simak cara beberapa tumbuhan melindungi diri dari musuhnya !
1). Bambu
pernahkan kalian menyentuh bambu? Saat menyentuhnya, tanganmu akan terasa gata. Hal ini karena bambu mempunyai rambut-rambut halus. Rambut-rambut halus tersebut dapat menyebabkan gatal-gatal di kulit.
2). Salak, Bunga Mawar dan Putri malu
Tanaman salak, bunga mawar dan putri malu mempunyai duri. Duri ini untuk melindungi diri dari musuhnya. Duri tersebut dapat melukai hewan yang mencoba menggangunya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsj699Go7MaEgRtyxXkxxvnEa8yvumirY6ouAliBBxCDNQ-owlCYeI_ciyA8xsN9lSGhkvz7NmevVwuNh6ZT2dM_L2yT7DdGaCAsQYzgiU2PoxFKJ6dEqljR8k_LtiTtGgEJKDekoAVtA/s1600/iii;iio.jpg

bunga mawar yang berduri dibatangnya
3). Pohon Nangka, pohon karet dan bunga kamboja
Jenis-jenis tumbuhan tersebut mampu mengeluarkan getah. Getah dapat menempel ke tubuh hewan yang mengganggunya. Getah yang menempel menyebabkan hewan suli bergerak. Dengan demikian, Tumbuhan tersebut terhindar dari gangguan hewan.
4). Buah durian
Kulit buah durian memliki duri yang sangat tajam. Duri ini sebagai alat pertahanan diri dari musuhnya. Adanya kulit berduri ini membuat biji yang berada di dalam buah terlindungi. Biji pada buah durian dapat digunakan sebagai perkembangbiakan.
5). Buah Belimbing
Buah belimbing saat masih muda terasa pahit dan sepat. Oleh karena itu, tidak ada hewan yan memakan buahnya. Dengan demikian, biji didalam buah belimbing terlindungi. Biji ini dapat digunakan sebagai alat perkembangbiakan.

Itulan beberapa cara tumbuhan melindungi diri dari musuhnya. Tumbuhan melindungi diri menggunakan bagian-bagian tubuhnya.
b. Ciri Khusus Tumbuhan Berdasarkan Tempat Hidupnya
Tumbuhan menyesuaikan diri untuk mampertahankan hidupnya. Tumbuhan ada yang hidup di air ataupun di tempat kering. Bagaimana cara tumbuhan tersebut menyesuaikan diri. melindungi diri dari musuhnya?
1). Tumbuhan Air
Teratai, eceng gondok dan kangkung adalah jenis tumbuhan yang hidup di air. Tumbuh-tumbuhan tersebut menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan cara berbeda-beda.
Teratai akarnya berada didasar perairan dan batangnya berada di dalam air. Sementara itu, daunya menyembul di permukaan. Daun tumbuhan teratai lebar dan tipis. Bentuk daunya yang seperti ini dapat memudahkan terjadinya penguapan.
Tumbuhan eceng gondok akarnya tidak menancap di dasar perairan. Akar tumbuhan ini sangat lebat dan berguna untuk menjaga keseimbangan agar tidak terbalik. Tumbuhan eceng gondok dapat mengapung di air karena diseluruh batangnya terdapat rongga udara.
2). Tumbuhan kering
Tumbuhan yang hidup di daerah kering harus berhemat dalam mengggunakan air. Ada berbagai cara menghemat air, salah satunya dengan mengurangi penguapan. Dengan demikian, air yang keluar dari tumbuhan melalui daun bisa berkurang.
Beberapa tumbuhan mempunyai cara tersendiri dalam mengurangi penguapan. Ada yang menggugurkan daunya pada saat musim kemarau. Misalnya pohon jati dan pohon mahoni.
Sementara itu, kaktus menyesuaikan diri dengan lingkungannya melaui dua cara. Pertama, mengubah bentuk daunya menjadi duri. Kedua, batangnya berdaging dan berkuit tebal. Batang yang seperti ini untuk menyimpan air. Dengan demikian, kaktus dapat mengurangi penguapan dan tidak kekeringan. Pada saat musim hujan, kaktus menyerap air sebanyak-banyaknya. Air tersebut disimpan di dalam batang. Cadangan air ini digunakan ketika musim kering tiba.















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Komponen organisasi kehidupan terdiri atas Individu – populasi – komunitas – ekosistem – biosfer.
2.      Kehidupan makhluk hidup sangat bergantung kepada komponen makhluk tidak hidup atau factor fisik, misalnya dalam memperoleh makanan. Makhluk hidup memperoleh makanan dari alam dan penyebarannya pun dikendalikan oleh toleransinya terhadap kondisi lingkungan.
3.      Pencemaran lingkungan disebabkan karena adanya kerusakan hutan yang mengakibatkan banjir dan penyebab utama kerusakan lingkungan  dikarenakan jumlah pertumbuhan penduduk di dunia dan bekembangnya teknologi. Dengan berkembangnya jumlah penduduk, mendorong berkembangnya kebutuhan-kebutuhan penduduk, seperti sandang, pangan, papan, serta berbagai perlengkapan untuk hidup.
4.      Dalam suatu lingkungan ada berbagai macam hubungan
antarmakhluk hidup. Ada hubungan yang saling menguntungkan dan
ada pula hubungan yang tidak saling menguntungkan
5.      Setiap mahkluk hidup harus bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungannya (berdaptasi) agar dapat bertahan hidup dan menghasilkan keturunan.
B.     Saran
Saran yang penulis dapat berikan adalah ketika pembaca membaca makalah ini kiranya pembaca dapat ikut serta melestarikan lingkungan sekitar, agar kita dapat memiliki lingkungan yang bersih dan layak untuk di tempati.





DAFTAR PUSTAKA

Sumardi, Yosephat, dkk. 2007. Konsep Dasar IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka.http://indryirot.blogspot.com/2013/03/makalah-lingkungan-hidup.html

Nafisa ufa. 2013 : Penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya
http://uninurunnafisa.blogspot.co.id/2013/05/penyesuaian-diri-makhluk-hidup-terhadap_5968.html?m=1
Haryanto.2012. Sains untuk SD.Erlangga

Rachmad,dkk.1997.konsep dasar ipa 2.Jakarta : Universitas Terbuka